Friday, July 07, 2006

Matur Nuwun, Gusti Allah

Apakah komentar Anda atas judul tulisan ini? Cibiran seperti: “Sok agamis!” “Sok ber-Tuhan!!!” dll. Atau kagum: “Ckckckckck…. Betapa mulia hati penulis ini!!!” Hahahahaha…. Apapun komentar Anda atas judul tulisan ini akan saya terima dengan besar hati. Kalau judul di atas memuakkan, Anda berhak memberi komentar apa saja sesuai dengan tinggi-rendahnya kadar muak Anda. Saya menghargai rasa muak Anda kok. Bagi saya, rasa muak yang timbul pada diri seseorang karena sesuatu yang saya buat merupakan apresiasi jujur yang patut diacungi empat jempol. Dua jempol tangan dan dua jempol kaki. Saya mengucapkan “Matur nuwun, Gusti Allah” untuk bersyukur, mensyukuri segala hal yang terjadi pada diri saya, baik hal-hal yang membahagiakan maupun hal-hal yang menyedihkan. Dengan bersyukur, hal-hal yang membahagiakan tidak akan jadi akar kesombongan, tidak akan jadi akar perbuatan-perbuatan lain yang berpotensi jadi dosa. Demikian pula halnya dengan mensyukuri hal-hal yang menyedihkan atau mengecewakan. Rasa syukur itu akan mengangkat segala kesedihan dan selanjutnya akan menumbuhkan dorongan untuk terus berjalan melewati badai kehidupan yang terjadi. Anda makin muak? Bertahanlah terhadap rasa muak itu. Tulisan ini belum selesai. Mengapa saya bersyukur kepada Gusti Allah? Tak perlu saya jawab. Memang sudah seharusnya saya bersyukur kepada Gusti Allah. Masakan saya harus bersyukur kepada jin-jin, roh-roh atau white magic yang konon kata orang ada di sekitar kita dan siap sedia menolong kalau dimintai pertolongan?! Saya yakin segala sesuatu terjadi pada saya dengan seijin Gusti Allah dan saya yakin sepenuhnya bahwa hanya Gusti Allah yang memberi kekuatan untuk menghadapi baik-buruknya kejadian yang menimpa saya. Bila Anda tidak percaya pada kehadiran Gusti Allah di sepanjang kehidupan Anda, segeralah mengambil sikap hening. Di saat hening itu, pertanyakan mengapa Anda tidak mempercayai bahwa alam semesta ini adalah hasil karya Tuhan. Lalu pertanyakan mengapa alam semesta ini dibuat. Pertanyakan juga, siapa yang membuat alam semesta ini. Pertanyakan segala pertanyaan yang berkaitan dengan penciptaan alam semesta ini. Mudah-mudahan Anda tidak bingung mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut, sampai harus mengunjungi psikiater atau psikolog. Hehehehehe……. Matur nuwun Gusti Allah….