Friday, October 07, 2005

Dualisme, Tigalisme, Empatlisme dst....

Tahukah Anda? Penulisan manakah yang benar? a. Yogyakarta b. Yogjakarta c. Jogyakarta d. Jogjakarta e. Jokjakarta f. Jokyakarta g. Yokjakarta h. Djogjakarta i. Jogdjakarta j. Djokyakarta Bingung memilihnya? Tak perlu bingung dan tak perlu cari tahu mana tulisan yang benar. Lebih baik mengerjakan pekerjaan lain yang lebih bermanfaat atau meneruskan membaca tulisan ini. Mengapa saya menganjurkan demikian? Karena ragam penulisan ini telah terjadi sejak ratusan tahun silam. Bahkan mungkin, variasi penulisan nama wilayah yang dipimpin oleh para Hamengku Buwono ini terjadi sejak nama ‘Yogyakarta” tercipta dan disebut-sebut orang. Catatan historis yang ada pun tak cukup untuk dijadikan sebagai dasar dalam menguak ‘misteri’ ini. Rasanya tak pernah ada polemik hebat yang timbul berkaitan dengan adanya beberapa varian penulisan nama Kota Gudeg ini. Mungkin, para pemerhati tidak menganggap variasi ini sebagai hal yang layak diperdebatkan atau dibincangkan sekalipun. Mungkin mereka menganggap dari sononya sudah begitu, ngapain dipersoalkan lagi. Kemungkinan besar sih karena mereka merasa tidak perlu mempersoalkannya lagi. Wong, masing-masing varian penulisan ini menunjuk pada wilayah geografis yang sama, yaitu suatu daerah yang meliputi Kabupaten Bantul, Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Gunung Kidul dan Kabupaten Sleman. Dualisme, tigalisme, empatlisme, limalisme bahkan sepuluhlisme penulisan nama wilayah ini pun tampaknya bukanlah suatu masalah bagi pemerintah daerah setempat. Silakan mengunjungi official website pemerintah Jogjakarta dan hitunglah jumlah ragam penulisan Yogjakarta yang ada di situs tersebut. Adanya beberapa ragam penulisan nama Jogyakarta di situs tersebut “seolah-olah” jadi pengakuan bahwa ragam penulisan ini bukanlah masalah bagi otoritas pemerintahan di sana. Bagaimana terjadinya dan pembiaran terhadap terjadinya variasi penulisan nama Jokjakarta ini sebenarnya sangat menarik untuk diulas. Minimal menarik perhatian saya. Karena itu saya jadikan sebagai topik tulisan. Seharusnya, para mahasiswa linguistik pun tertarik dan menjadikannya sebagai bahan kajian atau skripsi. Para mahasiswa ilmu filsafat bisa mengulas korelasi antara pembiaran terhadap terjadinya variasi penulisan nama Yokyakarta dengan falsafah hidup orang Yogjakarta. Cukup menarik kan?! Di sisi komersial, pabrik-pabrik kaos plesetan – bermerk dan bermerk palsu – pun seharusnya menjadikan masing-masing varian penulisan ini sebagai ornamen sablon di kaos dagangan mereka. Lumayan lho. Duit. Kalau desainnya bagus, kaos nya bisa laku Ce-Ban atau No-Ban, cing. Komersialisasi variasi penulisan Jogjakarta tersebut bukanlah bidang kerja saya. Tulisan ini pun bukanlah “proposal pendahuluan proyek penyeragaman penulisan nama Jokyakarta”, seperti yang dipakai orang-orang untuk cari duit melalui proyek peng-indonesia-an nama yang terjadi dalam Orde Baru dulu dan telah menghasilkan banyak sekali nama-nama “wagu tur ora wangon” itu. Tulisan ini hanyalah hadiah sederhana dari saya buat Jogjakarta yang berulang-tahun ke-249 pada 7 Oktober 2005 ini. Mudah-mudahan Sri Sultan Hamengku Buwono dan seluruh masyarakat Yogyakarta selalu jadi spirit bagi terciptanya kemerdekaan dan kebebasan bagi setiap manusia Indonesia, ya merdeka dari rasa takut, ya bebas berpendapat, ya merdeka berbudaya, ya bebas berpartai, ya bebas berkesenian dan - yang paling penting adalah – mudah-mudahan Sri Sultan Hamengku Buwono dan seluruh masyarakat Yogyakarta selalu jadi spirit bagi terciptanya kemerdekaan dan kebebasan beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing orang Indonesia. Last but not least ... Selamat Ulang Tahun Djokdjakarta...

3 Comments:

Blogger Eddy Fahmi said...

di buku IPS saya disebut DIY
tapi katon bagaskara bilang Jogja

10/07/2005 12:41:00 PM  
Blogger mpokb said...

ohh.. jokja(???) ultah tho? selamat ultah yak... yg aye inget, kalo di sana makanan manis2 semua, supir bus sabar2, parkiran motornya rapi.. :)

10/07/2005 02:12:00 PM  
Blogger widhi said...

Heran ya...aku sering ketemu orang jogja (terserah mau tulisannya benar ato tidak mending mikir yg laen he he he)...rata2 seh bangga buanget sama kejogjaannya....lebih bangga dari daerah laen yang pernah aku kenal. Jogjaisme nya selalu muncul terutama dari kalangan orang mudanya. Ada apakah gerangan di Jogja???
Apa karena cocok buat pacaran bagi para mahasiswa terutama yg datang dari sumatera dan jakarta....ngekost and jauh dari or-tu...hua ha ha ha

10/10/2005 12:16:00 PM  

Post a Comment

<< Home