Thursday, September 15, 2005

Sang Idola

Beberapa hari ini, media massa dipenuhi berita tentang puluhan karyawan Pertamina yang bersekongkol menyelundupkan BBM ke luar negeri. Ada berita tentang seorang remaja pria belasan tahun yang melakukan sodomi pada tiga orang anak-anak. Ada pula berita tentang seorang ayah dan putrinya yang terlibat incest dengan sepengetahuan istrinya. Juga berita tentang sebuah keluarga - ayah, ibu, dua orang anak remaja dan adik si ayah – yang tertangkap basah oleh polisi saat mereka sedang pesta shabu-shabu. Bila kejahatan-kejahatan seperti itu itu di’sinetron-indonesia’kan (dijadikan sinetron oleh produser Indonesia yang suka gaib), penonton akan menyaksikan personifikasi pikiran-pikiran jahat para pelaku kejahatan mejadi sosok iblis, setan, jin dan lain sebagainya. Selain akan memudahkan penonton memahami alur cerita, kehadiran visual dari mahluk-mahluk gaib tersebut di dalam cerita diharapkan dapat meningkatkan daya tarik suatu sinetron bagi penonton televisi di Indonesia. Dibalik tujuan tersebut, sebenarnya, personifikasi ini justru merendahkan kemampuan penonton televisi. Penonton dianggap tidak mampu memahami message dari suatu cerita yang disampaikan secara realistis, sehingga message tersebut harus disederhanakan sedemikian rupa dengan menghadirkan mahluk gaib dalam suatu cerita, supaya penonton dapat mencerna dan memahami makna message tersebut. Personifikasi ini pun merendahkan martabat manusia. Ada kesan bahwa manusia tidak lagi punya kemampuan membedakan antara baik dengan buruk. Timbul pula kesan bahwa manusia tidak mampu menolak ajakan mahluk-mahluk gaib untuk berbuat jahat. Bahkan mengesankan bahwa mahluk-mahluk tersebut adalah mahluk super-power yang tidak mampu dilawan oleh manusia. Bagi sebagian orang, personifikasi tersebut menimbulkan kesan bahwa manusia tak pernah punya ide berbuat dosa. Manusia hanyalah pelaksana perbuatan dosa. Aktor intelektual dari semua perbuatan dosa manusia adalah mahluk-mahluk gaib tersebut. Dosa dan kesalahan manusia hanya terjadi karena perintah mahluk-mahluk gaib tersebut. Dikesankan bahwa manusia tidak mampu lagi menjawab ‘tidak’, saat mahluk gaib membujuknya untuk berbuat dosa. Personifikasi ini menjadikan mahluk-mahluk gaib tersebut sebagai kambing hitam dari dosa-dosa manusia. Jadi, jangan salahkan siapapun.kalau Anda atau anggota keluarga yang Anda cintai tiba-tiba merasa iba pada iblis, setan, jin dan mahluk gaib lainnya yang hadir dalam cerita-cerita sinetron Indonesia. Jangan salahkan keluarga Anda tercinta bila akhirnya mereka bersimpati pada mahluk-mahluk gaib tersebut dan akhirnya mengidolakan mahluk-mahluk gaib itu, lalu kesurupan sang idola seperti murid-murid SMU di Jombang - Jawa Timur dan Medan - Sumatra Utara yang kesurupan masal beberapa waktu lalu itu. Hiiiii….!!!!!!

1 Comments:

Blogger mpokb said...

makin lama saya makin malas nonton tipi.. mending ngeblog, ya pak? heheh

9/16/2005 06:32:00 PM  

Post a Comment

<< Home