Monday, September 12, 2005

Idealisme Sederhana tapi Orisinal

Haree geennee….. hidup pake idealisme…?!?!? Makan tuh idealisme…!!!!! Pernahkah Anda mendapat ejekan itu dari lingkungan sekitar, rekan sejawat ataupun keluarga Anda? Ejekan itu mungkin akan menyakitkan bagi para idealis yang tersisa di negara ini. Bahkan, mungkin, para idealis yang “setengah-setengah” langsung menanggalkan “baju” idealis, gara-gara mendengar ungkapan itu. Sebaliknya, bagi para idealis sejati, ungkapan ini malahan jadi cambuk untuk makin kuat memegang idealisme yang diyakininya. Apakah idealisme? Apakah manfaat idealisme? Apa saja kriteria yang digunakan untuk menobatkan seseorang sebagai idealis? Bagaimana hidup sebagai idealis? Siapa yang disebut idealis? Siapa yang layak menobatkan seseorang sebagai idealis? Rangkaian pertanyaan di atas adalah bagian dari puluhan pertanyaan lain yang mungkin timbul dalam pembicaraan tentang idealisme, dan mengundang bermacam-macam jawaban dengan kebenaran relatif, kebenaran saat ini yang bisa jadi salah besok pagi. Ataupun, jawaban yang benar bagi saya tapi salah bagi Anda. Dari uraian di atas, saya memutuskan, tidak usah meneruskan tulisan tentang idealisme ini. Lha wong kebenaran tulisan ini yo relatif. Bukan kebenaran mutlak. Lha wong kebenaran mutlak itu punya Sang Maha Benar. Bagi saya, yang penting saya punya idealisme. Titik. Saya tidak takut hidup sengsara karena idealisme-idealisme saya. Wong idealisme saya adalah idealisme sederhana tapi orisinal. Tidak tiru-tiru Soe Hok Gie, Munir atau beberapa anggota DPR yang sok idealis itu. Kalau saya mau dapat nilai bagus, ya saya harus belajar. Gak boleh nyontek. Kalau mau kaya raya dan sukses dalam karir, ya harus bekerja keras dan berprestasi. Gak boleh menjilat. Gak boleh cari muka. Gak boleh korupsi. Kalau mau rukun sama pacar, ya saya harus mengajak pacar menciptakan kerukunan dalam berpacaran. Kalau mau cari istri, ya, harus cari istri sendiri. Nggak boleh ngrebut bojone orang lain. Dan yang terpenting, saya harus cari istri yang baik. Sebaik Bu Po titik titik titik ......

3 Comments:

Anonymous Anonymous said...

duh mas, pak, pakdhe tet :) aye mah gak punya idealisme. yg aye punya cuma luwakisme. boleh2 aja, semoga :P

9/13/2005 11:01:00 AM  
Blogger aku said...

wah.... kok kompromi se....

9/14/2005 05:41:00 PM  
Anonymous Anonymous said...

aku gak mau ngomentari masalah idealisme.. hanya mau mengomentari tulisan di baris terakhir..
BUDHE ISO GEDHE NDASE IKU PAKDHEEE...!!

9/15/2005 12:08:00 PM  

Post a Comment

<< Home