Tuesday, September 20, 2005

Pengangguran Terselubung

Kemarin saya menghadiri sebuah diskusi panel yang membahas tentang “pengangguran”. Salah satu panelis mengatakan bahwa kata ‘pengangguran’ adalah “orang yang tidak bekerja; orang yang tidak punya mata pencarian”. Sebagian orang-orang yang mengkritisi masalah pengangguran tidak dapat menerima definisi tersebut. Mereka merasa definisi tersebut kurang luas. Definisi ini terlalu sempit, sehingga tidak mampu menggambarkan keadaan masyarakat yang sebenarnya, argumen mereka. Supaya mereka tidak dibilang “om-do” mengenai pengangguran, orang-orang kritis tersebut merasa perlu me-re-definisikan kembali kata “pengangguran”. Menurut mereka, pengangguran bukan hanya terdiri dari: orang yang tidak bekerja dan orang yang tidak punya mata pencarian. Menurut orang-orang ini, orang-orang yang tidak maksimal menggunakan kemampuannya dalam bekerja ataupun orang-orang yang tidak dipekerjakan secara maksimal termasuk dalam kategori pengangguran. Mereka ini adalah pengangguran terselubung, katanya. Pembicaraan mengenai pengangguran terselubung ini membuat saya tidak tertarik pada topik pembicaraan selanjutnya. Pikiran saya langsung mencari profesi apa saja yang berpotensi ‘menyimpan’ pengangguran terselubung. Lalu, bidang pekerjaan apa saja yang berpotensi ‘menyimpan’ pengangguran terselubung. Tak cukup sampai di situ, saya pun turut memperkirakan apa langkah-langkah yang dapat ditempuh oleh pihak yang berkepentingan dengan bidang ketenaga-kerjaan untuk mencegah terjadinya pengangguran terselubung ini. Capek sekali deh ikut-ikut mikirin….. Dari pembicaraan ini, ketenteraman saya terusik. Apakah saya termasuk pengangguran terselubung? Saya merasa telah bekerja dengan baik. Saya selalu berusaha memenuhi target penjualan yang telah ditetapkan oleh manajemen toko. Tercapai-tidaknya target itu juga tergantung pada daya beli konsumen. Mulai toko buka, saya telepon kesana kemari menawarkan item-item dagangan yang dijual di toko ini, dan upaya saya berakhir saat toko tutup. Tak jarang saya lembur tanpa digaji untuk deliver barang-barang ini ke pembeli. Menurut saya sendiri, saya tidak termasuk pengangguran terselubung. Tapi, suara lain di hati saya menyanggah argumen-argumen itu, katanya, “Kalau Anda bukan pengangguran terselubung, kok dalam jam buka toko masih sempat ngeblog ?!?!?” Daripada ngeblog, kan lebih baik merapikan tumpukan barang dagangan, membukukan penjualan atau melakukan pekerjaan yang lain kan?!?! Iya ya. Apakah aku pengangguran terselubung juga ya?!?!?

2 Comments:

Anonymous Anonymous said...

Maksudnya dimaksimalkan itu yg bagaimana? apakah terus saklek kerja 8 jam diselingi istirahat 45 menit teng. kok kayak di pabrik aja? :P
di tempatku sih gak bisa nge blog pas kerja... tapi masih bisa sambil ngobrol, nge teh, ngerokok...berarti gak maksimal juga? ;)
Selamat ya udah berani nembung Ika ;)

9/21/2005 02:18:00 AM  
Blogger abhirhay said...

bukan sam! itu menumbuhkan potensi terselubung dibalik selubung tampak giat kerja di depan kompie demi (moga2 dak ada) maksud-maksud yang tidak berselubung!

9/22/2005 04:51:00 PM  

Post a Comment

<< Home