Tuesday, August 30, 2005

Ruwatan Keliru

Pimpinan DPR ternyata sangat menghargai tradisi. Beberapa hari lalu, jajaran pimpinan DPR menjalani prosesi Ruwatan. Ritual ini adalah salah satu upacara dalam tradisi Jawa yang dilakukan untuk menghindarkan seseorang dari bencana / malapetaka (tolak bala). Jadi, acara ruwatan tersebut dilakukan untuk menolak bencana yang mungkin terjadi pada diri jajaran pimpinan DPR. Sebenarnya, saat ini yang perlu diruwat adalah Bangsa Indonesia secara keseluruhan, supaya terhindar dari bencana dan malapetaka berkepanjangan yang datang silih berganti. Tak cukup hanya dengan meruwat jajaran pimpinan DPR. Setelah tsunami meluluhlantakkan Aceh dan Nias, demam berdarah, flu burung dan muntaber menyerang daerah lain di Indonesia. Belum lagi tanah longsor, banjir, kebakaran hutan maupun kebakaran pemukiman padat selalu terjadi di berbagai tempat, berulangkali setiap tahun. Sekarang, saat bencana-bencana itu belum teratasi dengan baik dan menyeluruh, “potensi bencana” lain mengancam kita. Harga minyak dunia melambung tinggi dan nilai Rupiah melemah. Akibatnya, harga-harga mulai bergerak naik. Sementara, daya beli rakyat tidak bergerak. Keadaan ini akan semakin dalam menancapkan kemiskinan di tengah rakyat. Kemarin, beberapa jam setelah “ruwatan keliru” itu usai, Pasar Blok M terbakar habis. Mobil-mobil pemadam kebakaran belum berhasil mengatasi api sampai tengah malam. Bahkan terus bersiaga sampai siang ini. Mungkin, ruwatan tersebut berhasil menggagalkan rencana para setan mendatangkan bencana pada pimpinan DPR, sehingga setan-setan itu marah dan membakar Pasar Blok M. Emboh kah. Biarin aja. Toh semua itu terjadi dengan sepengetahuan Sing Kuoso. Saya mau berdoa saja menyerahkan bangsa ini padaNya. Tak perlu kuatir. Duwe Tuhan kok kuatir. Berbahagialah Cak Nur yang mengawali perjalanannya ke dunia baka dengan senyum di bibir. Saya yakin, senyum itu bukan lah senyum cibirnya pada junior-juniornya, pimpinan DPR yang baru aja selesai "ruwatan keliru"

1 Comments:

Anonymous Anonymous said...

aahh ... kagak ... ruwatannya gak keliru ... tuh rupiah dihajar dollar. anggota dpr yang merasa dimuliakan itu tentu, jadinya mendapat alasan untuk minta kenaikan gaji, tunjangan ini-itu, biaya studi banding keluar negeri, blablabla, blablabla ...
mereka, akhirnya, diberkahi dengan alibi ...

9/02/2005 09:53:00 PM  

Post a Comment

<< Home